Selasa, 18 Desember 2012

Pendidikan Nasional


Konsep pendidikan Ki Hadjar Dewantara dinilai mengalami kebekuan saat ini. Justru yang terjadi di Indonesia adalah pengagungan pada konsep pendidikan negara barat yang cenderung eksploitatif dan berorientasi pasar.
Hal ini berbanding terbalik dengan konsep pendidikan Ki Hadjar Dewantara, Bapak Pendidikan Nasional Indonesia. Ia menerapkan memanusiakan manusia dengan tiga filosofi yang dikembangkan yakni nasionalistik, naturalistik, dan spiritualistik. Demikian disampaikan Ketua Panitia Kongres Pendidikan, Pengajaran, dan Kebudayaan, Kunjana.

Sabtu, 08 Desember 2012

PIALA LPI KOTA SUNGAI PENUH 2012


CERITA GURU



20 Penyakit Yang  Bisa Menyerang Guru
Peran guru sangat penting  terhadap baik buruknya mutu pendidikan. Ungkapan “guru kencing berdiri murid kencing berlari” rasanya masih belum usang. Bila sampai sangat ini mutu pendidikan di Indonesia dinilai oleh berbagai pihak masih relatif rendah, maka perlu diakui salah satu penyebab utamanya adalah kualitas kompetensi guru relatif rendah, di samping faktor-faktor lain yang menjadi penyebabnya. Misalnya, sarana prasarana pendidikan yang kurang refresentatif, manajemen pendidikan yang masih carut marut.

Jumat, 07 Desember 2012

Belajar Jadi Anak Pintar


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Sebagai makhluk sosial manusia senantiasa ingin berhubungan dengan orang lain. Ia ingin mengetahui lingkungan sekitarnya, bahkan ingin mengetahui apa yang terjadi pada dirinya. Rasa ingin tahu inilah yang memaksa manusia untuk berkomunikasi. Komunikasi merupakan kebutuhan yang sangat fundemental bagi seseorang dalam hidup bermasyarakat karena tanpa komunikasi masyarakat tidak akan terbentuk. Adanya komunikasi disebabkan oleh adanya kebutuhan akan mempertahankan kelangsungan hidup dan kebutuhan untuk menyesuaikan diri dengan lingkungannya.

B. Tujuan
1.      Untuk memenuhi tugas mata kuliah Komunikasi dalam Keperawatan
2.      Untuk mempelajari lebih dalam materi ini
3.      Mampu menerapkan komunikasi dalam dunia keperawatan

Karya Anak Bangsa


Komunikasi Noverbal
Pada awal abad ke-20, seekor kuda jerman bernama Hans yang dimiliki seorang guru sekolah dilatih perhitungan sederhana, misalnya menghitung benda-benda yang diperlihatkan kepadanya di hadapan khalayak. Hasil perhitungan ditunjukkannya dengan menggaruk tanah. Hans belajar penambahan, perkalian, pengurangan dan pembagian. Ia pun bahkan dapat menjawab pertanyaan yang berkaitan dengan pecahan. Di hadapan khalayak penonton, Hans dapat memberikan jawaban yang benar mengenai jumlah penonton, menghitung sejumlah benda, dan memberitahukan tanggal berapa pun yang ditanyakan kepadanya. Hans ternyata ‘’cerdas,’’ padahal ia tidak menguasai bahasa verbal. Ia hanya memberikan jawaban yang benar atas suatu pernyataan sejauh memberikan jawabannya dan sejauh berada di dekat manusia. Apa rahasianya? Ternyata semua penanya, khususnya pemiliknya yang menuunjukkan kapan ia harus berhenti menggaruk tanah. Tubuh penanya itu akan lebih santai, wajahnya tampak lega dan membuat sedikit gerakan kepala yang merupakan tanda bagi Hans untuk berhenti menggerakkan kakinya.